Musikus asal Blitar, Iksan Skuter kembali meneguhakan langkahnya di jalan raya dengan tur bertajuk “Raya Daendels”, yang kali ini singgah di Ruang Raung Spasi yang kedua, Tegal. Dalam tur ini, Iksan membawa semangat lama yang tak lengkang dari waktu, tentang kebebabasan, kesadaran sosial, dan keberanian untuk berjalan pelan namun pasti.
Yang membuat tur ini istimewa adalah bukan hanya lantunan lagunya namun juga cara ia bergerak. Iksan Skuter untuk menepuh ibadah tur nya menggunakan motor vespa kesayangannya, ikon yang selalu membuat dan melekat dengan identitas sebagai musisi jalanan. Namun ada satu hal yang membuat berbeda, kali ini tur Raya Dandels, Iksan Skuter menggunakan BBM dari sampah plastik yang disupport oleh kawan-kawan Get Plastic, bahan bakar berasalkan dari sampah plastik yang diolah dengan teknologi Pirolisisis.
Nama tur “Raya Daendels” sendiri dipilih bukan tanpa alasan. Raya Daendels adalah jalan legendaris yang membentang dari Anyer di ujung barat hingga panarukan di ujung timur pulau jawa sepanjang lebih dari 1.000 km. Jalan ini dibangun di massa kolonial Belanda oleh Gubernur Jendral Herman Williem Daendels pada awal abad ke-19. Jalan ini menyimpan banyak kisah, dari kerja paksa ribuan rakyat hingga jalur utama yang menghubungkan kota kota pesisir dan denyut ekonomi jawa.
Kota Tegal menjadi salah satu pemberhentian paling penting dalam tur Raya Daendels. Di Ruang Raung Spasi,sebuah ruang alternatif bagi para seniman dan musisi, Iksan Skuter tampil dalam suasana yang intim dan hangat, di acara ini bukan hanya Iksan Skuter yang turut memperkenalkan karya musik nya, namun sebelum pada acara inti, ada beberapa musisi dan komunitas yang ikut serta merayakan Tour Raya Daendels 2025, yaitu ada dari komunitas Stand Up Indo Tegal, lalu ada musisi solois yaitu Erin Super dari pemalang yang turut ikut serta motoran dengan Iksan Skuter, lalu setelah itu ada band kebanggan Tegal yaitu Noersun yang sebentar lagi juga akan merayakan Ibadah Tour pada rilisan Ep terbarunya.
Pertunjukan Iksan di Tegal bukan hanya soal hiburan, tapi sebuah peristiwa kultural. Lirik-lirknya yang kritis tentang nasib rakyat kecil, cinta yang sederhana, dan kegelisahan sosial. Lagu-lagu seperti “1000km”, “Bapak”, dan “Tanah Nurani”, kembali menjadi pengingat akan pentingnya kejujuran dan empati ditengah dunia yang serba cepat dan penuh kepalsuan.
Selain tampil membawakan lagu-lagu andalannya, Iksan Skuter juga berbagi cerita perjalanan, kisah dibalik proyek bahan bakar dari sampah plastik, dan pandangannya tentang seni sebagai ruang perlawanan.
Tur Raya Daendels bukan hanya catatan konser, tetapi gerakan kecil yang menyatukan musik, lingkungan dan kesadaran sosial. , Dengan motor tuanya Iksan Skuter Menembus Jalanan Jawa, berhenti di kota-kota kecil, menyapa orang dan menebarkan kepedulian terhadap lingkungan.

